Lembaga Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (LPKP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menyelenggarakan workshop Inovasi Media Pembelajaran Blended Learning di ruang Penjamin Mutu Kampus Utama UMSU, jalan Kapten Muktar Basri Medan, Sabtu, 21 Februari 2015.
Rektor UMSU, diwakili Wr I Dr. Muhyarsyah, M.Si mengatakan workshop inovasi pembelajaran digelar sebagai upaya meningkatkan kualitas. “Berbicara kualitas tidak bisa pada satu sisi saja. Misalnya, dalam konteks mendapatkan input mahasiswa. UMSU telah melakukan seleksi yang cukup ketat dengan menjaring mahasiswa yang memiliki kompetensi dan berkemampuan yang cukup baik dan diharapkan hasil output juga baik, ” katanya.
Menurut Muhyarsyah, untuk mewujudkan kualitas yang baik tentunya harus dibarengi dengan kualitas dalam diri dosen. “Jadi, kalimat kualitas yang selalu didengung-dengungkan akan memberi makna di dalam internal dosen jika dibarengi dengan kualitas mahasiswa tersebut”, katanya.
Ia meminta agar dosen terus berinovasi melalui metode dan model pembelajaran karena dengan tangan-tangan terampil dosen dalam pembelajaran akan menjamin kualitas yang baik. “Kepada dosen yang masih mengajar dengan metode lama diharapkan agar merubah karena UMSU tidak mengharapakan dosen-dosen yang masih mengajar dengan metode lama seperti dia belajar dulu. Ditegaskan ini tidak menjadi harapan”, katanya.
Dengan dilakukannya inovasi baru dalam konteks e-learning (pembelajaran elektronik), kata Muhyarsyah, maka UMSU akan terus berupaya meningkatkan kemampuan seluruh civitas akademika. “jadi tidak hanya bicara dosen dan mahasiswa tetapi semua unsur satu kesatuan di perguruan tinggi harus terus diupayakan untuk meningkatkan kualitasnya”, ungkapnya.
Konsep workshop inovasi pembelajaran ini tidak terlepas dari kegiatan yang digelar sebelumnya yakni teaching grantyang lebih ke arah penelitian. Untuk itu, kepada dosen yang tidak mampu beradaptasi dengan situasi yang ada, pasti akan tertinggal. “Banyak orang berbicara dengan teknologi. Minimal dosen tidak buta dengan alat tersebut dan diharapkan adanya inovasi yang diciptakan oleh para dosen”, katanya.
Muhyarsyah menceritakan sebuah universitas di Bandung sudah melakukan proses pembelajaran Blended Learning. Awalnya masih tatap muka sekian persen dan ada juga online sekian persen. Akhirnya, pada tahun ajaran 2014-2015 dilakukan full online. Investasinya cukup besar yakni mencapai ribuan mahasiswa.
Muhyarsyah menambahkan, UMSU sudah menyiapkan rumah. Artinya, secara prinsip sistem sudah dibangung ke arah online. Server sudah diupayakan maksimal. Perhitungan awal simpanan server minimal 20.000 mahasiswa dalam konteks satu periode 4 tahun pembelajaran sudah disiapkan. “Tinggal bagaimana mampu memanfaatkan fasilitas sehingga investasi yang dilakukan tidak sia-sia”, katanya.
Ketua LPKP UMSU, Irfan, SE., MM mengatakan minat dosen tetap UMSU untuk mengikuti workshop Inovasi Media Pembelajaran Blended Learning cukup besar. Acara ini ditawarkan kepada dosen tetap yang berjumlah 365 orang, tetapi yang berkesempatan mengisi formulir kepesertaan yakni 105 dosen tetap dan pelaksanaannya dibagi atas tiga gelombang, dimana gelombang pertama dilaksanakan 21 Februari, gelombang kedua 28 Februari dan gelombang ketiga 07 Maret 2015
“Dilihat dari persentase masih banyak dosen yang belum memiiliki kesempatan untuk mengikuti workshop Blended Learning, makanya peserta yang mengikuti workshop diharapkan dapat menjadi duta fakultas masing-masing sehingga virus-virus kebaikan ini dapat ditularkan ke dosen lainnya”, katanya.
Yang menjadi narasumber pada workshop tersebut yakni dari pihak internal Uun Ahmad Saehu, SE., M.Pd, sedangkan narasumber lain Sajadin Sembiring yang memiliki keahlian di bidang teknologi penambangan data, analisa sistem dan IT managemen project. Yang berbagi informasi bagaimana membuat kuis dalam sistem online.